Page 113 - KFR Triwulan II 2024
P. 113

BAB I  |  Analisis Ekonomi   BAB II  |  Analisis Fiskal   BAB III  |  Pengembangan   BAB IV  |  Analisis Tematik  BAB V  |  Kesimpulan dan
    Prolog  Regional  Regional     Ekonomi Daerah                                       Rekomendasi


 dan intensif digunakan dapat dengan cepat mengalami penurunan kualitas jika tidak   3.  Sektor Energi
 ada tindakan mitigasi yang dilakukan.
                           Perubahan iklim juga mempengaruhi sektor energi, terutama dalam hal produksi

 Perubahan  iklim  yang  berdampak  pada  hasil  panen  dan  kualitas  produk   energi hidroelektrik yang bergantung pada ketersediaan air. Kekeringan yang lebih
 pertanian secara langsung mempengaruhi pendapatan petani. Ketidakpastian dalam   panjang dan intens akibat perubahan pola curah hujan dapat mengurangi debit air
 produksi pangan mengakibatkan fluktuasi harga pasar, yang bisa merugikan petani   sungai yang digunakan untuk pembangkit listrik tenaga air, yang merupakan salah

 kecil yang tidak memiliki cadangan atau akses ke sumber daya tambahan. Penurunan   satu sumber energi utama di Sumatera Utara. Penurunan produksi energi hidroelektrik
 pendapatan ini bisa berdampak luas, mengurangi daya beli petani dan menghambat   dapat menyebabkan defisit energi di Sumatera Utara, yang mungkin perlu diimbangi
 investasi dalam praktik pertanian yang lebih baik. Perubahan iklim juga mengancam   dengan  penggunaan  sumber  energi  fosil  yang  lebih  besar.  Hal  ini  tidak  hanya

 ketahanan  pangan  di  Sumatera  Utara.  Ketika  hasil  panen  menurun  dan  kualitas   meningkatkan biaya energi tetapi juga berkontribusi pada peningkatan emisi karbon.
 pangan terganggu, suplai pangan lokal dapat terancam, mengarah pada potensi krisis   Selain  itu,  ketergantungan  yang  lebih  besar  pada  energi  fosil  dapat  menghambat

 pangan. Ketergantungan pada impor pangan untuk memenuhi kebutuhan lokal dapat   upaya transisi ke energi bersih di wilayah ini.
 meningkat, yang pada gilirannya dapat membuat wilayah ini rentan terhadap fluktuasi
 harga pangan global.      4.  Sektor Pariwisata


 2.  Sektor Perikanan dan Kelautan   Pariwisata di Sumatera Utara, terutama yang berfokus pada ekowisata dan
                       wisata alam, sangat dipengaruhi oleh perubahan iklim. Peningkatan suhu, perubahan
 Perubahan  iklim  memiliki  dampak  signifikan  terhadap  sektor  perikanan  dan
                       pola curah hujan, dan kerusakan ekosistem seperti hutan dan terumbu karang dapat
 kelautan  di  Sumatera  Utara,  yang  merupakan  bagian  penting  dari  perekonomian
                       mengurangi daya tarik destinasi wisata  alam  di  wilayah  ini.  Tempat-tempat seperti
 regional.  Perubahan  suhu  air  laut  yang  meningkat  mengakibatkan  penurunan
                       Danau Toba, yang menjadi salah satu destinasi wisata utama, bisa terpengaruh oleh
 produktivitas  stok  ikan  di  perairan  Sumatera  Utara.  Peningkatan  suhu  dapat
                       perubahan iklim melalui fluktuasi permukaan air dan perubahan ekosistem. Penurunan
 menyebabkan  pergeseran  habitat  ikan  ke  perairan  yang  lebih  dingin,  yang
                       daya  tarik  wisata  alam  dapat  mengurangi  jumlah  kunjungan  wisatawan,  yang
 mengakibatkan berkurangnya hasil tangkapan nelayan. Studi menunjukkan bahwa jika
                       berdampak pada pendapatan dari sektor pariwisata. Hotel, restoran, dan bisnis terkait
 tren  ini  berlanjut,  hasil  tangkapan  ikan  di  beberapa  wilayah  Indonesia,  termasuk
                       pariwisata  lainnya  dapat  mengalami  penurunan  pendapatan,  yang  pada  gilirannya
 Sumatera Utara, bisa menurun hingga 20-30% pada tahun 2050, tergantung pada
                       mempengaruhi lapangan kerja di sektor ini. Selain itu, berkurangnya pendapatan dari
 skenario emisi global yang diikuti.
                       pariwisata dapat mempengaruhi kontribusi sektor ini terhadap PDRB Sumatera Utara.
 Perubahan iklim juga memicu peningkatan frekuensi dan intensitas badai serta
 gelombang  panas  laut,  yang  berdampak  buruk  pada  wilayah  pesisir.  Hal  ini   5.  Sektor Infrastruktur dan Transportasi
 mengancam keselamatan dan kesejahteraan komunitas nelayan di Sumatera Utara,
                              Perubahan iklim meningkatkan frekuensi dan intensitas cuaca ekstrem, seperti
 yang sangat bergantung pada kondisi cuaca yang stabil untuk operasi penangkapan
                       banjir  dan  tanah  longsor,  yang  dapat  merusak  infrastruktur  jalan,  jembatan,  dan
 ikan.
                       fasilitas transportasi di Sumatera Utara. Banjir yang lebih sering dan intensif dapat

 Penurunan  hasil  tangkapan  dan  kerusakan  ekosistem  menyebabkan   menyebabkan kerusakan pada infrastruktur transportasi dan mengganggu mobilitas
 penurunan  pendapatan  nelayan  dan  masyarakat  pesisir.  Sektor  perikanan  yang   orang dan barang. Kerusakan infrastruktur akibat cuaca ekstrem dapat meningkatkan
 terpengaruh  dapat  menyebabkan  ketergantungan  ekonomi  yang  lebih  besar  pada   biaya  perbaikan  dan  pemeliharaan,  serta  mengganggu  aktivitas  ekonomi  lokal.

 sumber  pendapatan  lain,  yang  mungkin  kurang  stabil  atau  tidak  sepadan.   Gangguan pada transportasi dapat memperlambat distribusi barang, meningkatkan
 Ketergantungan pada bantuan sosial dan perlindungan asuransi iklim juga meningkat   biaya logistik, dan menurunkan efisiensi operasional bisnis. Dampak ini pada akhirnya
 di komunitas yang terkena dampak.   dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi regional dan daya saing wilayah ini.





 112    KANWIL DJPB PROVINSI SUMATERA UTARA                                    KAJIAN FISKAL REGIONAL   113

                                                                                    Triwulan II Tahun 2024
   108   109   110   111   112   113   114   115   116   117   118