Page 110 - KFR Triwulan II 2024
P. 110

BAB I  |  Analisis Ekonomi             BAB II  |  Analisis Fiskal                             BAB III  |  Pengembangan         BAB IV  |  Analisis Tematik           BAB V  |  Kesimpulan dan
                   Prolog                 Regional                               Regional                                                 Ekonomi Daerah                                                       Rekomendasi


                                                                                                                                              melindungi tanaman mereka, seringkali dengan menggunakan lebih banyak pestisida,
                                                                                                                                              yang pada gilirannya dapat merusak lingkungan dan mengurangi keuntungan petani.
                              Dari Januari hingga April, terlihat penurunan bertahap dalam produksi hasil

                       panen. Dimulai dari angka tertinggi di Januari sebesar 679.222 kg, kemudian menurun
                       pada Februari menjadi 649.715 kg, dan lebih lanjut turun secara signifikan pada Maret
                       dengan 514.288 kg. Penurunan ini terus berlanjut hingga mencapai titik terendah pada                                                       KASUS PERKEMBANGAN HAMA DAN PENYAKIT
                                                                                                                                                                 TUMBUHAN PADA PROVINSI SUMATERA UTARA
                       April, dengan produksi sebesar 367.643 kg. Setelah penurunan bertahap, produksi
                                                                                                                                                                                                                   2023  2024
                       mulai meningkat kembali pada bulan Mei dan Juni. Pada Mei, produksi naik menjadi
                       450.464 kg, dan stabil sedikit meningkat pada Juni menjadi 454.403 kg. Meskipun                                                                  1394,7                  1368,2  1327,4  1343,7

                       demikian,  jumlah  produksi  pada  Mei  dan  Juni  masih  lebih  rendah  dibandingkan                                                                                                   913,4
                       dengan bulan-bulan awal seperti Januari dan Februari. Penurunan yang signifikan dari

                       Januari hingga April dapat menunjukkan adanya faktor musiman yang mempengaruhi                                                       383,6  334,4   475,8
                       hasil  panen,  seperti  perubahan  cuaca,  kualitas  tanah,  atau  ketersediaan  air.                                                                           99,6
                       Peningkatan yang terjadi pada Mei dan Juni mungkin menunjukkan mulai membaiknya                                                                              13,8                               0,1  0

                       kondisi tersebut, meskipun belum kembali ke puncak produksi seperti di awal tahun.                                                  T IK U S  P E N G G E R EK   W BC  P E N Y A KI T   P E N Y A KI T   T UNGR O
                                                                                                                                                                     BATAN G                   BLAS      K RES EK

                              Peningkatan  suhu  yang  konsisten  di  Sumatera  Utara,  seperti  yang  tercatat                                           Sumber : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara

                       pada  periode  Januari  hingga  Juni  2024,  dapat  menyebabkan  stres  panas  pada
                       tanaman. Suhu yang lebih tinggi dari biasanya dapat mempercepat laju penguapan air                                            Kasus WBC (Walang Bereng Cokelat) mengalami peningkatan yang sangat
                       dari tanah dan tanaman, yang pada akhirnya meningkatkan kebutuhan air. Namun,                                          signifikan dari rata rata kasus sebesar 13,8 pada tahun 2023 menjadi rata-rata kasus

                       dengan ketersediaan air yang terbatas akibat perubahan pola curah hujan, tanaman                                       sebesar  99,6  pada  tahun  2024.  Peningkatan  hampir  sembilan  kali  lipat  ini  sangat
                       menjadi  lebih  rentan  terhadap  kekeringan.  Tanaman  yang  mengalami  stres  panas                                  mencolok dan perlu mendapat perhatian serius. Kenaikan kasus ini disebabkan oleh
                       cenderung  memiliki  pertumbuhan  yang  terhambat,  penurunan  kualitas  hasil,  dan                                   perubahan iklim, seperti peningkatan suhu rata-rata dan perubahan pola hujan, dapat

                       dalam kasus ekstrem, gagal panen. Komoditas utama di Sumatera Utara, seperti padi,                                     menciptakan kondisi yang lebih mendukung bagi perkembangan hama seperti WBC.
                       jagung, kedelai, cabai merah dan bawang merah memerlukan kondisi iklim yang relatif                                    WBC dikenal berkembang pesat dalam kondisi suhu yang lebih hangat dan lembap,

                       stabil  untuk  pertumbuhan  optimal.  Peningkatan  suhu  dapat  mempercepat  proses                                    yang  mungkin  menjadi  lebih  umum  di  Sumatera  Utara  akibat  perubahan  iklim.
                       fotosintesis dan transpirasi, yang pada akhirnya mengurangi hasil panen dan kualitas                                   Perubahan ini bisa meningkatkan stres pada tanaman, yang membuat mereka lebih
                       produk pertanian.                                                                                                      rentan terhadap serangan hama.


                              Perubahan  iklim  tidak  hanya  mempengaruhi  kondisi  cuaca,  tetapi  juga                                            Perubahan iklim yang ditandai dengan peningkatan suhu dan perubahan pola
                       memengaruhi ekosistem secara keseluruhan. Suhu yang lebih tinggi dan curah hujan                                       curah  hujan  juga  berdampak  pada  kualitas  tanah.  Hujan  yang  lebih  intens  dapat
                       yang tidak menentu dapat menyebabkan penyebaran hama dan penyakit tanaman                                              menyebabkan erosi tanah, menghilangkan lapisan atas tanah yang kaya akan nutrisi,

                       yang lebih cepat dan luas. Misalnya, serangan hama seperti wereng pada tanaman                                         yang  penting  bagi  pertumbuhan  tanaman.  Di  sisi  lain,  kekeringan  yang
                       padi  dan  kutu  daun  pada  tanaman  hortikultura  dapat  menjadi  lebih  intensif  dalam                             berkepanjangan  dapat  menyebabkan  kekeringan  tanah,  mengurangi  kelembapan

                       kondisi  suhu  tinggi.  Hama  yang  sebelumnya  terbatas  pada  wilayah  dengan  suhu                                  yang  diperlukan  untuk  mempertahankan  kesuburan  tanah.  Degradasi  lahan  akibat
                       tertentu kini dapat berkembang biak di wilayah baru yang sebelumnya tidak sesuai                                       erosi dan kekeringan dapat menurunkan produktivitas lahan pertanian. Lahan yang
                       bagi  mereka.  Ini  memaksa  petani  untuk  menghadapi  tantangan  tambahan  dalam                                     mengalami  degradasi  membutuhkan  upaya  pemulihan  yang  signifikan,  yang  bisa
                                                                                                                                              mahal dan memerlukan waktu lama. Di Sumatera Utara, lahan pertanian yang luas




           110     KANWIL DJPB PROVINSI SUMATERA UTARA                                                                                                                                                KAJIAN FISKAL REGIONAL    111

                                                                                                                                                                                                           Triwulan II Tahun 2024
   105   106   107   108   109   110   111   112   113   114   115